Aku senang hari ini
bisa berlatih kembali semenjak kekalahan itu. Berhubung Arena basket di sekolah
sedang digunakan untuk acara OSIS, terpaksa kami latihan di lapangan luar,
lapangan upacara yang lumayan luas, namun tak ada ring basket sehingga kami
hanya mendribel bola tanpa berlatih shooting.
Hari ini, tak hanya
hatiku saja yang mendung, bahkan langitpun turut merasakan kesedihanku. Langit
tampak gelap dan mulai turun monster berkepala tiga dengan sayap yang runcing
dan mengerikan, eh nggak ding, langitnya cuman menurunkan tetes-tetes air aja
kok.
Hujan pun turun untuk
mengeroyok kerak bumi.
“Nunguin hujan reda itu
ngebosenin,” ucap Kemal. Ia melepas kaos kaki dan sepatunya, “kenapa kita nggak
nikmatin aja apapun keadaannya?” lanjutnya.
“Maksudmu?” tanyaku.
“Ngeluh karena
suatu hal itu nggak baik, enjoy lah! Segala sesuatu bakal lebih baik kalau
dinikmati kok!” ia berlari ke tengah
lapangan. “Ayo guys hujan-hujanan!” teriaknya pada kami.
Beberapa temanku
pun menyusulnya. Mereka merentangkan tangannya dan menengadahkan kepalanya
kelangit. Semuanya menikmati dinginnya hujan tanpa beban. Mereka saling
mencipratkan air di tanah yang kotor, namun tetap diwarnai oleh tawa.
“Kesedihan itu
sama seperti hujan. Bagi beberapa orang, hujan memang menyebalkan. Namun bagi
mereka yang tahu cara menikmati hidup, hujan bukanlah masalah,” kata coach
sembari matanya tertuju pada teman-temanku yang bermain air di tengah lapangan.
“Tanpa adanya
hujan hari ini, kamu mungkin nggak bakal ngelihat canda tawa mereka hari ini.
Aku kira hanya kemenangan saja yang bisa membuat mereka tersenyum selepas ini.
Tapi aku salah, justru hujan pun bisa membuat mereka begitu bahagia,” coach
tersenyum, “aku semakin yakin, kebahagiaan kadang muncul dari hal kecil yang
tak pernah kita sadari.”
Aku mulai
mengerti. Kesedihan memang tak seharusnya terlalu dipikirkan, harusnya aku
mulai berpikir bagaimana menikmati kebahagiaan dan melupakan apa yang membuat
senyumku tak melingkar.
“Kenapa masih
diam aja?” kata coach.
Aku tersenyum ke
arahnya, kemudian aku melepas sepatuku, dan berlari ke arah teman-temanku dan
memulai tawa yang tiada habisnya. Aku senang, karena disamping itu, air mataku tersamarkan
oleh air hujan.
Keren. emang selalu keren karya kakenny :D
ReplyDeletePernah ngelakuin ini pas smp:') mau lagiiii
ReplyDelete