Aku
adalah siswa kelas 6 SD, dan hari ini adalah pertandingan basket pertamaku.
Sudah beberapa hari tim basket kami berlatih agar kami bisa meraih kemenangan.
Tentunya, kami tidak ingin membuat kecewa pelatih yang sudah bersusah payah
membimbing dan melatih tim kami.
Malam sebelumnya, aku berharap bahwa
pelatih akan menunjukku sebagai pemain andalan, namun nyatanya, hari ini aku
hanya duduk di bangku cadangan.
Aku menunduk, lalu temanku berkata padaku,
“Kau tahu, aku bersyukur bisa duduk disini, meski di bangku cadangan,” ia
membenarkan kaos kakinya, “kata mamaku, duduk di bangku cadangan memang lebih
baik daripada harus duduk di kursi roda,” ia tersenyum lebar.
Sepanjang pertandingan, aku memandangi
teman-temanku yang sedang bermain. Aku terkejut ketika melihat mama duduk di
bangku penonton. Ia berteriak memanggil namaku dan melompat kegirangan demi
mendukung timku.
5
menit sebelum pertandingan berakhir, pelatih menunjukku untuk bermain. Aku
mengeluh dan mengeluh. Kenapa harus 5 menit di akhir pertandingan? Apa pelatih
pikir aku ini bukan pemain yang hebat?
Tim kami pun kalah pada akhirnya. Kemudian
mama memasuki lapangan dan berkata, “Kamu adalah anakku yang paling hebat. Mama
bangga padamu!”
“Bagaimana mama tahu kalau aku adalah
anak yang paling hebat? Sedangkan mama sendiri belum sempat berkeliling dunia
menemui anak-anak lainnya?” kataku cemberut.
“Aku tak perlu keliling dunia, karena
kamulah duniaku,” mama tersenyum padaku dan memelukku.
No comments:
Post a Comment