“Kamu kemana saja? Beli minum kok
lama banget?” kata ayah padaku.
“Hehe.. tadi ke toilet dulu, Yah!”
jawabku sambil membenarkan posisi dudukku.
Hari ini aku dan ayahku sedang menonton
pertandingan bola basket di DBL Arena. Mumpung CLS berhadapan dengan Satria
Muda, aku pun tak mau kelewatan sehingga aku meminta ayah untuk menemaniku
menonton.
Aku dan ayahku duduk di tribun
tepat di belakang para petugas scoresheet. Para pemain yang bertanding pun
melakukan pemanasan. “Pemanasan aja keren, apalagi pertandingannya ya?” kataku
dalam hati.
“Kamu tau apa bedanya para pemain
itu dengan kamu?” tanya ayah sambil menunjuk salah satu pemain Satria Muda.
Aku mengangkat salah satu alisku
dan berkata, “Mereka tinggi dan aku pendek?”
“Bukan. bukan masalah fisik. Lagipula,
kamu tak perlu menjadi raksasa untuk meraih bintang bukan?”
“Emmmmm…” aku mencoba mencari jawaban.
“Oke ayah, aku menyerah,” kataku
pasrah.
“Yang membedakan kamu dengan para pemain
itu adalah, kamu berlatih seminggu dua kali dan mereka berlatih setiap hari.”
“Ayah salah, aku berlatih seminggu
tiga kali,” aku mengelak.
“Tapi setiap hari Minggu pagi kamu
selalu kesiangan sehingga kamu tak pernah sempat untuk berlatih, bukannya
begitu?”
Aku hanya tertawa kecil.
“Kalau kamu punya jam berlatih
tinggi, ayah yakin kamu bisa bermain di lapangan megah ini,” ia tersenyum
padaku.
“Kenapa ayah begitu yakin?”
“Karena kamu anakku.”
Aku menatapnya penuh haru. Aku senang aku punya sosok ayah yang mendukungku, di saat aku tak percaya pada diriku sendiri, justru ayah yang selalu menyemangatiku.
“Ayah tahu persamaan pemain itu denganku?” tanyaku.
“Ayah tahu persamaan pemain itu denganku?” tanyaku.
Ayah menggelengkan kepalanya
“Persamaannya adalah, kami
sama-sama pernah kalah, Yah!”
“Tapi bedanya, mereka kalah namun
tak pernah menyerah. Sedangkan kamu?”
“Ah, Ayah! Jangan menyindirku!” aku memonyongkan bibirku lalu berkata, “Yah,
Andai aja mama masih hidup dan bisa nonton basket di sini.”
Tangan ayah melingkar dan
memelukku, “Ayolah, anak perempuan ayah jangan mengeluh. Mama pasti sedang
menonton basket juga di surga.”
No comments:
Post a Comment