Sunday, January 6, 2013

Thanks, Dad.

“Kamu kemana saja? Beli minum kok lama banget?” kata ayah padaku.
“Hehe.. tadi ke toilet dulu, Yah!” jawabku sambil membenarkan posisi dudukku.
Hari ini aku dan ayahku sedang menonton pertandingan bola basket di DBL Arena. Mumpung CLS berhadapan dengan Satria Muda, aku pun tak mau kelewatan sehingga aku meminta ayah untuk menemaniku menonton.
Aku dan ayahku duduk di tribun tepat di belakang para petugas scoresheet. Para pemain yang bertanding pun melakukan pemanasan. “Pemanasan aja keren, apalagi pertandingannya ya?” kataku dalam hati.
“Kamu tau apa bedanya para pemain itu dengan kamu?” tanya ayah sambil menunjuk salah satu pemain Satria Muda.
Aku mengangkat salah satu alisku dan berkata, “Mereka tinggi dan aku pendek?”
“Bukan. bukan masalah fisik. Lagipula, kamu tak perlu menjadi raksasa untuk meraih bintang bukan?”
“Emmmmm…” aku mencoba  mencari jawaban.
“Oke ayah, aku menyerah,” kataku pasrah.
“Yang membedakan kamu dengan para pemain itu adalah, kamu berlatih seminggu dua kali dan mereka berlatih setiap hari.”
“Ayah salah, aku berlatih seminggu tiga kali,” aku mengelak.
“Tapi setiap hari Minggu pagi kamu selalu kesiangan sehingga kamu tak pernah sempat untuk berlatih, bukannya begitu?”
Aku hanya tertawa kecil.
“Kalau kamu punya jam berlatih tinggi, ayah yakin kamu bisa bermain di lapangan megah ini,” ia tersenyum padaku.
“Kenapa ayah begitu yakin?”
“Karena kamu anakku.”
Aku menatapnya penuh haru. Aku senang aku punya sosok ayah yang mendukungku, di saat aku tak percaya pada diriku sendiri, justru ayah yang selalu menyemangatiku.
 “Ayah tahu persamaan pemain itu denganku?” tanyaku.
Ayah menggelengkan kepalanya
“Persamaannya adalah, kami sama-sama pernah kalah, Yah!”
“Tapi bedanya, mereka kalah namun tak pernah menyerah. Sedangkan kamu?”
“Ah, Ayah! Jangan menyindirku!”  aku memonyongkan bibirku lalu berkata, “Yah, Andai aja mama masih hidup dan bisa nonton basket di sini.”
Tangan ayah melingkar dan memelukku, “Ayolah, anak perempuan ayah jangan mengeluh. Mama pasti sedang menonton basket juga di surga.”

No comments:

Post a Comment